Keterlibatan Bawahan Dalam Membuat Keputusan

  1. Pemahaman dan perumusan masalah : Manajer harus menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
  2. Pengumpulan dan analisa data yang relevan : Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
  3. Pengembangan alternatif  : Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecendrungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
  4. Pengevaluasian terhadap alternatif yang dipergunakan  : Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistik serta menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
  5. Pemilihan alternatif terbaik : Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidaksempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
  6. Implementasi keputusan : Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan meng alokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan wewenag dan tanggung jawab pelaksana tugas, dengan mempewrhatikan resiko dan ketidakpastian terhadap keputusan yang diambil.
  7. Evaluasi atas hasil keputusan : Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
 Menurut G. R. Terry :
  1. Merumuskan problem yang dihadapi
  2. Menganalisa problem tersebut
  3. Menetapkan sejumlah alternatif
  4. Mengevaluasi alternatif
  5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Menurut Peter Drucer :
  • Menetapkan masalah
  • Manganalisa masalah
  • Mengembangkan alternatif
  • Mengambil keputusan yang tepat
  • Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

Konsep peran serta  dalam pengambilan keputusan  mula-mula diperkenalkan oleh French et al.(1960), ketika mengatakan bahwa peran serta menujukan suatu proses antara dua atau lebih pihak yang mempengaruhi satu terhadap yang lainnya dalam membuat rencana, kebijakan, dan keputusan. Peran serta bawahan dalam mengambil keputusan sesungguhnya lahir dari desakan kebutuhan psikologis yang mendasar pada setiap individu.
Keinginan untuk berperan serta menurut Archbold (1976) didorongkan oleh kebutuhan akan hasrat akan kekuasaan, ingin memperoleh pengakuan, dan hasrat untuk bergantung pada orang lain, tetapi juga sebaliknya tempat orang bergantung. Pentingnya peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan juga diakui oleh Alutto dan Belasco (1972), karena dengan demikian ada jaminan bahwa pemeran serta(karyawan) tetap mempunyai kontrol atas keputusan-keputusan yang diambil. Apabila pemeran serta tidak dapat mengontrolnya, maka organisasi akan mengalami kerugian, sama dengan tidak ada peran serta sama sekali.
Para managerakan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan para bawahannya, keterlibatan ini dapat formal seperti pengguanaan kelompok dalam pembuatan keputusan; atau informal seperti permintaan akan gagasan-gagasan.Bantuan para bawahan dapat terjadi pada setiap tahap proses pembuatan keputusan. Bermacam-macam bentuk peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan telah diperkenalkan oleh sejumlah penulis. Seperti Cotton et al. (1988) yang mencoba mengadakan penelitian terhadap berbagai karya tulis tersebut dengan mengumpulkan lebih dari 400 artikel tentang peran serta dalam pengambilan keputusan. Dimana setiap artikel itu diklasifikasikan ke dalam lima sifat peran serta, yaitu ; formal-tidak formal, langsung-tidak langsung, tingkat pengaruhnya isi dari keputusan, dan jangka waktunya singkat atau lama.
Dari lima sifat peran serta itu dengan memperhatikan berbagai bentuk peran serta yang tersedia dalam kepustakaan, dirumuskanlah 6 kombinasi bentuk peran serta, yaitu:
(1) Peran serta pengambilan keputusan dalam bidang tugas
(2) Peran serta konsultatif
(3) Peran serta jangka pendek
(4) peran serta informal
(5) Hak milik karyawan
(6) Peran serta perwakilan
Dapat disimpulkan bahwa keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan memiliki sisi positif dan negatif seperti berikut:
Sisi Positif keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan:
  1. Keputusan relative lebih baik,logis,dan ideal sebab hasil dari pemikiran bersama
  2. Kecendrungan untuk bertindak otoriter dapat terhindarkan
  3. Meningkatkan kerjasama antara anggota grup
  4. Resiko dan dampak negative dari keputusan semakin kecil
  5. Pembinaan anggota grup akan lebih baik
Sisi Negatif keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan:
  1. Pengambilan keputusan akan memerlukan waktu yang lama
  2. Biaya pengambilan keputusan relative lebih banyak
  3. Penanggung jawab keputusan kurang jelas
  4. Minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara.
Sumber :
https://rizkiadekputri.wordpress.com/2014/11/02/tugas-manajemen-umum/
http://annisafauziaaa.blogspot.co.id/2013/11/proses-pembuatan-keputusan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struktur Organisasi Perusahaan

Review Artikel Tentang Penyalahgunaan Media Sosial Bagi Masyarakat