Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan yang bergerak di bidang apapun karena mengandung sebuah proses untuk melaporkan kondisi keuangan perusahaan secara akurat dan benar untuk semua pihak yang membutuhkan.
Strategi perusahaan atau organisasi merupakan suatu wilayah kajian yang selalu menarik untuk dicermati. Begitu banyak pendekatan yang dilakukan, mulai dari sangat kuantitatif sampai pada belajar dari pengalaman sukses seseorang atau suatu perusahaan (best practices). Setidaknya, Terdapat dua aliran besar yang dijadikan landasan pembahasan strategi perusahaan, yaitu kajian tentang strategi-strategi utama (grand strategies) dan strategi-strategi generik (generic strategies). Strategi utama merupakan seperangkat alternatif strategi perusahaan yang secara umum dijadikan "patokan" dalam menentukan strategi yang akan diambil oleh suatu perusahaan. Sedangkan strategi generik ada dua, yaitu: Porter’s generic strategies dan Glueck’s generic strategies, nama penulis yang mengintrodusir masing-masing.
PROSES BISNIS
KEGIATAN BISNIS DAN KEBUTUHAN INFORMASI
SIA harus mampu mengintegrasikan data eksternal dengan data yang dihasilkan secara internal agar manajemen dapat menggunakan kedua jenis data tersebut untuk menjalankan perusahaan.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan yang bergerak di bidang apapun karena mengandung sebuah proses untuk melaporkan kondisi keuangan perusahaan secara akurat dan benar untuk semua pihak yang membutuhkan.
Apa itu Sistem Informasi Akuntansi (SIA)?
SIA menurut Mulyadi adalah sebuah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (2001). Sedangkan menurut Nugroho Widjajanto (2001), SIA adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.
Peran Sistem Informasi Akuntansi Dalam Rantai Nilai (Value Chain)
Pada umumnya organisasi bertujuan menyediakan nilai untuk pelanggan. Hal tersebut membutuhkan pelaksanaan berbagai kegiatan yang berbeda-beda, dan dapat dikonseptualisasikan dalam bentuk rantai nilai (Value Chain).
Rantai nilai organisasi terdiri dari lima aktivitas utama (primary activities) yang secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggannya, yaitu:
Rantai nilai organisasi terdiri dari lima aktivitas utama (primary activities) yang secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggannya, yaitu:
1. Inbound logistics
terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.
2. Operasi (operations)
adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau produk yang sudah jadi.
3. Outbond logistics
adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke para pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan
mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi.
5. Pelayanan (service)
memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan.
Organisasi juga melaksanakan berbagai aktivitas pendukung (support activities) yang memungkinkan kelima aktivitas utama tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif.
STRATEGI KOPERAT
PROSES BISNIS
KEGIATAN BISNIS DAN KEBUTUHAN INFORMASI
SIA harus mampu mengintegrasikan data eksternal dengan data yang dihasilkan secara internal agar manajemen dapat menggunakan kedua jenis data tersebut untuk menjalankan perusahaan.
Selanjutnya, harus diputuskan untuk mengatur ulang kegiatan bisnis yang terdaftar dalam menjadi kelompok transaksi yang saling berhubungan. Dari berbagai pengalaman, dapat diketahui bahwa banyak kegiatan bisnis organisasi yang ¬dapat dideskripsikan sebagai pasangan kegiatan (events) yang mencakup pertukaran memberi-menerima (give-get).
Misalnya, perusahaan menjual barang ke pelanggan, sebagai tukarnya, perusahaan menerima uang tunai (cash). Sama halnya jika perusahaan membeli persediaan dari pemasok dan sebagai gantinya, Perusahaan memberikan uang tunai ke pemasok tersebut.
Pemrosesan Transaksi Dokumen dan Prosedur dalam SIA Menyediakan Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Salah satu fungsi dasar sebuah sistem informasi akuntansi adalah melakukan pemrosesan
tentang transaksi perusahaan secara efisien dan efektif. Pemrosesan transaksi terdiri dari tahap yang dilakukan secara berurutan sebagai berikut:
tentang transaksi perusahaan secara efisien dan efektif. Pemrosesan transaksi terdiri dari tahap yang dilakukan secara berurutan sebagai berikut:
1. Merekam data transaksi pada sebuah dokumen.
2. Mencatat transaksi ke dalamjurnal, yang merupakan catatan yang bersifat kronologis tentang apa yang telah terjadi.
3.Membukukan (memposting) data dari jurnal ke dalamrekening-rekening buku besar, yang meringkas data berdasarkan jenis rekening.
2. Mencatat transaksi ke dalamjurnal, yang merupakan catatan yang bersifat kronologis tentang apa yang telah terjadi.
3.Membukukan (memposting) data dari jurnal ke dalamrekening-rekening buku besar, yang meringkas data berdasarkan jenis rekening.
Menyediakan Informasi untuk Pengambilan Keputusan
SIA menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan bagi manajemen. Walaupun informasi yang disediakan dalam bentuk laporan tercetak atau dalam bentuk tampilan komputer, informasi yang disediakan SIA terbagi dalam dua kategori, yaitu: laporan keuangan dan laporan manajerial.
Laporan keuangan didesain bagi pihak luar dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit atau berinvestasi dalam organisasi.
Laporan manajerial adalah sejenis laporan yang bertalian dengan urusan tertentu dalam lingkungan suatu organisasi formal yang dibuat untuk keperluan pimpinan organisasi untuk membuat keputusan dan selanjutnya melakukan tindakan.
Kegiatan Bisnis & Kebutuhan Informasi
SIA harus mampu mengintegrasikan data eksternal dengan data yang dihasilkan secara internal agar manajemen dapat menggunakan kedua jenis data tersebut untuk menjalankan perusahaan.
Selanjutnya, Harus diputuskan untuk mengatur ulang kegiatan bisnis yang terdaftar dalam menjadi kelompok transaksi yang saling berhubungan. Dari berbagai pengalaman, dapat diketahui bahwa banyak kegiatan bisnis organisasi yang ¬dapat dideskripsikan sebagai pasangan kegiatan (events) yang mencakup pertukaran memberi-menerima (give-get).
Misalnya, perusahaan menjual barang ke pelanggan, sebagai tukarnya, perusahaan menerima uang tunai (cash). Sama halnya jika perusahaan membeli persediaan dari pemasok dan sebagai gantinya, Perusahaan memberikan uang tunai ke pemasok tersebut.
Pertimbangan Pengendalian Internal
Memiliki 3 tujuan dasar, yaitu:
1. Memastikan informasi yang dapat diandalkan
2. Memastikan bisnis yang kegiatannya dilakukan secara efisien
3. Menjaga aset organisasi
2. Memastikan bisnis yang kegiatannya dilakukan secara efisien
3. Menjaga aset organisasi
Struktur Pengendalian Internal
Terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan tingkat jaminan yang wajar atas pencapaian tujuan tertentu organisasi.
PENGANTAR E-BUSINESS
Pengertian E-Business atau definisi e-business adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dilakukan dengan menggunakan teknologi elektronik. E-business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal secara lebih efisien dan fleksibel. E-business juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.
Model-Model E-Business
Model-Model E-Business
Terdapat model E-business, yaitu :
1. B2C (Business to Consumers)
Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara individu dan organisasi. Business to consumers atau business to costumer menggambarkan kegiatan bisnis melayani konsumen dengan produk atau jasa. Misalkan orang membeli sepasang sepatu dari pengecer. Transaksi yang mengarah ke sepatu agar tersedia untuk pembeli, yaitu pembelian kulit, tali, karet, dll serta penjualan sepatu dari pembuat sepatu ke pengecer akan dianggap transaksi B2C.
Karakteristik B2C :
- Antara organisasi dengan perorangan
- Nilai uang yang dilibatkan lebih kecil
- Transaksi tidak sering terjadi
- Relatif sederhana
2. B2B (Business to Business)
Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara organisasi dengan organisasi (antar organisasi). menggambarkan transaksi perdagangan antara perusahaan, seperti antara manfaktur dan grosir, atau antara grosir dan pengecer. Volume transaksi B2B jauh lebih tinggi dibandingkan volume transaksi B2C. Alasan utamanya karena dalam rantai pasokan (Supply chain) ada banyak transaksi B2B yang mencakup bahan baku dan penjualan produk jadi ke konsumen. Sebagai contoh, sebuah produsen mobil membuat beberapa transaksi B2B seperti membeli ban, kaca untuk kaca jendela, dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi terakhir adalah saat kendaraan jadi yang dijual kepada konsumen yang merupakan transaksi (B2C) tunggal.
1. B2C (Business to Consumers)
Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara individu dan organisasi. Business to consumers atau business to costumer menggambarkan kegiatan bisnis melayani konsumen dengan produk atau jasa. Misalkan orang membeli sepasang sepatu dari pengecer. Transaksi yang mengarah ke sepatu agar tersedia untuk pembeli, yaitu pembelian kulit, tali, karet, dll serta penjualan sepatu dari pembuat sepatu ke pengecer akan dianggap transaksi B2C.
Karakteristik B2C :
- Antara organisasi dengan perorangan
- Nilai uang yang dilibatkan lebih kecil
- Transaksi tidak sering terjadi
- Relatif sederhana
2. B2B (Business to Business)
Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara organisasi dengan organisasi (antar organisasi). menggambarkan transaksi perdagangan antara perusahaan, seperti antara manfaktur dan grosir, atau antara grosir dan pengecer. Volume transaksi B2B jauh lebih tinggi dibandingkan volume transaksi B2C. Alasan utamanya karena dalam rantai pasokan (Supply chain) ada banyak transaksi B2B yang mencakup bahan baku dan penjualan produk jadi ke konsumen. Sebagai contoh, sebuah produsen mobil membuat beberapa transaksi B2B seperti membeli ban, kaca untuk kaca jendela, dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi terakhir adalah saat kendaraan jadi yang dijual kepada konsumen yang merupakan transaksi (B2C) tunggal.
FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN E-BUSINESS
1. Terdapat dua faktor penting dalam menetapkan keberhasilan langkah-langkah untuk masuk dalam e-business.
2. Faktor pertama adalah tingkat kesesuaian dan dukungan aktivitas e-business atas strategi keseluruhan perusahaan.
3. Faktor kedua adalah kemampuan untuk menjamin bahwa proses e-business memenuhi tiga karakteristik kunci yang dibutuhkan dalam transaksi bisnis apapun, yaitu Validitas, Integritas, dan Privasi.
Sumber :
http://defhitugas2010.blogspot.com/2010/10/sistem-informasi-akuntansi-sia-strategi.html
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2013/10/07/fungsi-1-sia-kegiatan-bisnis-dan-kebutuhan-informasi/
https://modulakuntansionline.blogspot.com/2014/06/pemrosesan-transaksi-dokumen-dan.html
http://ang6a5aputr4.blogspot.com/2016/11/ancaman-atas-sistem-informasi-akuntansi.html
https://sebiberbagi.wordpress.com/2014/10/19/materi-ketiga-pengendalian-internal-sia/
Komentar
Posting Komentar